BBM Naik.. Lagi.
Ya, kata lagi memang tepat untuk mengakhiri
judul BBM naik, terpikir untuk menulis tentang kenaikan BBM justru karena saya
tidak merasakan betul dampaknya secara pribadi, jujur bukan karena kesombongan,
hanya saja mungkin ini terasa berat bagi perusahaan-perusahaan baik kecil
hingga besar, serta rumah tangga. Beberapa hari yang lalu saya melihat Bapak
Menteri ESDM, yaitu Bapak Jero Wacik yang menjelaskan rencana kenaikan harga
BBM bersubsidi, sangat menarik karena memang rencana ini dibuat berdasarkan
daya beli masyarakat yang meningkat, bukan untuk kendaraan saja, tapi seperti
alat komunikasi canggih yang jaman sekarang hampir mencakup semua kalangan
tidak hanya kalangan menengah keatas tapi juga kebawah, yang mana alat
komunikasi tersebut juga membutuhkan bahan bakar.
Hayoo bagi kalian para
mahasiswa yang sekarang sedang berdemo, tolong jangan demo yang merugikan,
sampai bakar-bakar, lebih baik bantu sukseskan program pemerintah yang ingin
melakukan subtitusi untuk BBM itu sendiri, seperti energi matahari dan gas,
mari luangkan waktu kita untuk terus belajar mempelajari dan mengembangkan
energi subtitusi mengingat BBM yang semakin langka, kembali lagi soal kenaikan
harga, saya mengutip pernyataan Bapak Menteri yang menyatakan bahwasanya untuk
kenaikan harga akan ditekan sehingga tidak terlalu signifikan, perlu diingt ini
menjelang bulan puasa, BBM tidak naik saja harga kebutuhan pokok naik, jadi
jangan dikaitkan, untuk yang satu ini saja juga setuju.
Semoga rencana ini
tidak akan merugikan siapapun karena saya yakin kita bisa menghadapi ini jika
kita mau bekerja sama dan melakukan pembicaraan terbuka. Terakhir saya akan
menyinggung mengenai penggunaan BBM bersubsidi yang kurang tepat sasaran,
menurut saya mobil yang masih mengantri harap diberi sticker “Mobil Mewah Kok
Pake BBM Bersubsidi, Malu Dong” yang langsung ditempel ketika membeli BBM
bersubsidi, diusahakan agar sticker tersebut susah dihilangkan.
0 komentar:
Posting Komentar