sudahkah kita bersyukur hari ini...?

    Hari ini, saya sudah merencanakan ingin makan di mall, tapi karena hujan, saya putusin untuk delivery saja, tapi lagi-lagi, hmm, ternyata sudah off order, karena sudah jam 8 malam lewat, padahal sebelumnya mama udah menawarkan, makan saja apa yg sudah mama masak, bukannya saya tidak suka makan masakkan mama, tapi ketika saya buka tudung saji di meja makan, hanya terlihat ikan goreng yg diberi sambal merah, jadi saya putuskan untuk makan diluar pada awalnya, namun tdk bisa, delivery pun juga gagal.
    Setelah beberapa menit kemudian, laparnya tidak bisa ditahan lagi, akhirnya saya pun mengambil sayuran yg tersedia di dapur ternyata, dan ikan yg ada di meja makan, hmmmm.. tanpa saya sadari saya lahap sekali makan, walaupun tanpa nasi, lalu saya berdiri, dan menuju dapur lagi, untuk menambahkan sayur, sambil menikmati dinginnya makam hari ditambah film detektifya kesukaan saya, saya menikmatai makan malam tersebut.
   Keesokan harinya, saya berkunjung kerumah omah, tidak ada cerita dirumah omah, hanya saja ketika saya kembali menuju rumah, atau dalam perjalan pulang, tepat dipinggir jalan raya, tatapan mata saya langsung terhenti pada sosok gadis kecil, yang mempunyai perut yang besar, seperti wanita hamil sedang masuk bulan ke-8, betapa kagetnya saya, dan saya langsung mendekatinya, karena kami sama2 ingin menyebrang, namanya sebut saja Lika, usianya 11 tahun, namun dia terlihat sangat kurus, tingginya tidak sama rata-rata dengan anak seusianya, ya, dengan tubuh semungil itu, dia harus menanggung beban diperut, saya yang saat itu pergi bersama mama, langsung berbincang dengan gadis mungil itu, ternyata dia mempunyai sakit lever, ibu kandungnya sudah meninggal, dan ia hanya tinggal dengan ayahnya, semoga ia tidak 100% benar, karena ia bercerita, ayahnya jarang pulang, dia harus mencari makan sendiri, dan tak pernah mengobatinya, tapii dari tatapan matanya, sepertinya ia sedang mencurahkan apa yg dirasakannya, bukan untuk mencari belas kasihan, lalu kami memberinya sesuatu, karena pada saat itu, dia tampak rapih, walaupun  denganpakaian kucal, dia tidak sedang meminta-minta, sehingga saya hancur sekali apabila apa yg diceritakannya 100% benar.
   Ya Tuhan, saya jadi ingat semalam, dimana saya masih mencari-cari sesuatu untuk memuaskan saya, yg sebenarnya sudah tersedia, dan itu lebih dari cukup, detik itu  juga saya merasa malu, karena saya tidak bersyukur dengan apa yg saya bisa nikmati, hmmm.. terima kasih adik Lika, kamu hadir bagaikan seorang malaikat kecil, kulitmu yang tampak lusuh tidak mengahalangi ketulusanmu menjalani kehidupan ini.
   Semoga kisah ini mengilhami kita semua, bahwasanya kita patut bersyukur tiap hela napas kita, atas apa yg kita makan, atas apa yg kita punya, karena sekalipun kita hanya bisa menikmati nasi putih sisa semalam dengan kecap, kita masih bisa layak makan, dibanding ribuan jiwa diluar sana, yang harus bisa menahan makan berhari-hari.
   Pada sore hari itu, aku punya pertanyaan sama lika, apakah ia sudah makan, dia menjawab blm, dari pagi dia blm makan, aku hanya bisa memberi seadanya, jauh dari cukup, entah esok hari bagaimana dengannya, ini bukanlah modus dari pada lika, percayalah, wajahnya yang kecil sarat akan apa yg dialaminya tiap hari, dan oleh karena itu bersyukurlah tiap waktu, dan Tuhan terima kasih untuk pertemukan aku dengan malaikat kecilmu, Lika.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Apa ada yang salah ???

Saat pertama dikasih tugas untuk menuliskan tentang sesuatu hal yang terlihat ada yang salah pada suatu hal khususnya pada orang-orang yang sudah mencoba berkali-kali berdagang namun belum berhasil, saya langsung teringat pada suatu tempat dimana tempat tersebut dipakai untuk berjualan, letaknya ada di daerah Jaka Permai, it's real, karena sebelum tugas ini diberikan, saya penasaran ada apa dengan tempat tersebut, kenapa berkali-kali saya lewati tidak tampak keramaian pembeli, ya tempat tersebut adalah tempat berjualan makanan, tepatnya bubur ayam, menurut saya prospek yang menjanjikan untuk memperoleh keuntungan, karena tempatnya strategis, tapi kenapa realnya tidak sepert itu. Setiap kali saya lewat saya coba amati, tidak ada yang berubah, intensitas saya melewati jalan itu terbilang sering, sekitar 4-5 kali dalam seminggu, tapi tetap tidak berubah, karena memang saya fokus tiap lewat situ, saya amati, memang kesan pertama untuk makanan yang bernama bubur ayam, saya rasa tempat itu terlalu mewah dan rapih, ya, seringkali saya lebih menilai, kalau gerobak atau tempat dagangnya agak-agak reot dengan spanduk lusuh, dan tempat yang agak susah buat duduk diminati pengunjung, nah mungkin itu juga yang membuat warung itu sepi, karena orang lebih memilih tukang bubur keliling yang harganya jauh lebih murah, dan rasanya pun lebih gurih, itu kesan pertama yang menurut saya, kenapa warung tersebut sepi.
 
Tapi, kisah inibelum berakhir, awal tahun 2011, warung tersebut berubah menjadi warung soto mie, hmmm..... saya memang sudah jarang lewat jalan itu, paling hanya 1-2 kali seminggu, tapi kenapa sejauh penglihatan saya, warung itu tetap sepi, dan lagi2 saya berpikir, tempat itu terlalu rapih, dan display makanan khas bogor itu jauh kalah menarik dibanding tukang soto mie dekat kampus saya. So, semuanya terjadi karena menurut saya pasti ada yang salah, entah dalam rasa makanan, atau display makanan itu sendiri, atau bahkan tempat dan makanan yang dijual tidak serasi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments