Kisah Sedih Dibalik Bom Boston

Kejadian tragis yang baru-baru ini terjadi di Boston, semakin membuat kita miris, karena teror bisa saja terjadi dimana-mana, seperti di arena olahraga. Penyelanggaraan Boston Marathon edisi 2013 berakhir dengan kejadian mengerikan. Setidaknya dua orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka menyusul ledakan yang terjadi dekat garis finis, Selasa (16/4/2013) dinihari WIB.

Berikut salah satu cerita yang sangat menyedihkan dalam kejadian tersebut :

Martin Richard, bocah delapan tahun ini, mulai melambaikan tangan menunggu ayahnya. Bill Richard, memasuki garis finis. Sebab, beberapa pelari terlihat sudah memasuki garis berwarna kuning di Bolyston Street, Kota Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Senin siang (16/4/2013).

Bill memang bukan pelari, tetapi seorang tokoh masyarakat dari Dorchester yang bergabung dengan 27.000 warga untuk mengikuti lomba marathon, kemarin. Lomba itu untuk memeriahkan peringatan Hari Patriot untuk mengenang pertempuran pembuka Revolusi Amerika, yang berlangsung di Lexington dan Concord pada 19 April 1775. Peringatan itu selalu dilaksanakan di setiap Hari Senin yang dekat dengan 19 April dan dijadikan sebagai hari libur.

Duarrr!!! Ledakan itu mengguncang ketika beberapa orang baru saja memasuki garis finish. Dua detik kemudian, satu ledakan lain menyusul, menerbangkan paku, besi dan gotri dari sebuah tong sampah. Lambaian tangan dan teriakan histeris kegembiraan langsung berubah menjadi teriakan ketakutan dan panik.

Darah dan puing-puing menggenangi jalan raya di sebelah jalur yang digunakan untuk lomba. Namun jalan itu dipenuhi oleh penonton. Martin, si bocah itu terkapar bersama belasan orang lainnya. Termasuk ibunya, Denise, dan seorang saudara perempuannya. Laporan terakhir menyebutkan, tiga orang tewas dan sekitar 100 orang terluka. Dari jumlah itu, 17 masih kritis dengan kondisi luka parah.

Hari Patriot dan Boston Marathon dengan rute sejauh 26,2 mil itu merupakan paket wisata tahunan yang mendatangkan banyak turis. Ribuan orang berbondong bondong memadati Lexington dan Concord Road, serta mendatangi Minute Man National Historical Park.

Rangkaian parade ini berlangsung sejak Sabtu dan warga memanuhi Kota Boston dengan berbagai seragam dan asesoris militer era kolonial. Sekolah dan layanan bisnis tutup karena tidak ada yang ingin melewati parade meriah itu. Apalagi, di berbagai sudut kota, warga menggelar pesta berbekeu di depan rumah mereka dan mengajak siapa saja untuk mencicipi masakan mereka.

Namun, semua keakraban dan kemeriahan itu berubah menjadi duka yang sangat mendalam. Orang-orang menjerit dan saling berpelukan. Sebagian mereka berlumuran darah. Lebih dari dua abad pesta hari pahlawan itu mereka gelar, namun naas di tahun ke-238.

Setelah rangkaian dua ledakan pada pukul 14.50 waktu setempat itu dengan selang 10 detik, polisi berhasil menemukan dua bom lain tak jauh dari lokasi. Namun, satu ledakan lain terdengar beberapa menit kemudian di Perpustakaan Kepresidenan John F Kennedy, di kota yang sama. Konon, polisi kabarnya juga menemukan paket mencurigakan di RS JFK di kota yang sama.

Kini, horor itu tidak hanya membuat Boston mencekam, tetapi menggetarkan hampir seluruh AS. Polisi dan militer langsung melakukan pengamanan di sejumlah lokasi strategis, terutama Washington dan New York. Getar ledakan itu juga terasa hingga London, Inggris dan Nagano, Jepang, yang juga akan menggelar lomba marathon, Minggu depan. Teror selalu sangat menyakitkan

Semoga para korban diberi kekuatan dan tidak mengalami trauma :) Amin.



sumber : tribun news batam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar