PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
1. Ramah dan bersahabat
2. Dalam hal berpakaian sangat tertutup
3. Budaya bangsa ini, dan bangsa timur/Asia pada umumnya adala tepo seliro/toleransi yang tinggi.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
- Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
- alat-alat teknologi
- sistem ekonomi
- keluarga
- kekuasaan politik
- Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
- sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
- organisasi ekonomi
- alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
- organisasi kekuatan (politik)
WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
- Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
- Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
- Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
ORIENTASI NILAI BUDAYA
Dalam kehidupan masyarakat manusia, sistem nilai-budaya secara universal berorientasi kepada lima masalah dasar dalam kehidupan manusia. Kelima masalah dasar itu ialah menyangkut: Hakikat Hidup, Hakikat Karya, Persepsi Manusia tentang Waktu, Pandangan Manusia terhadap Alam dan Hakikat Hubungan antarmanusia. Berlakunya kelima orientasi nilai tersebut, dicontohkan oleh Koentajaraningrat (bandingkan pada Kluckhohn dan Strodbeck, 1961) sebagai berikut.
Contohnya, mengapa dalam bekerja seseorang tidak mengedepankan masalah prestasi kerja secara optimal? Bisa jadi karena nilai kerja bagi mereka hanya ditempatkan sebagai “sekedar dapat memenuhi kebutuhan untuk hidup” atau dalam ungkapan Jawa: ”nyambut gawe kanggo ngupaya upa” (bekerja untuk sekedar memperoleh sesuap nasi). Pada sebagian warga masyarakat yang lain memburu posisi seperti ingin menjadi bupati karena motivasi kerja bagi mereka adalah “memperoleh kedudukan”. Jabatan atau kedudukanlah yang menjadi dan dijadikan orientasinya. Makna-makna dari orientasi nilai budaya itu untuk (1) merepresentasikan dunia-angan yang ingin dicapai; (2) mengarahkan yang bersangkutan melakukan sesuatu sebatas yang diinginkan; serta (3) memantabkan perasaan bahwa diri yang bersangkutan telah berbuat seperti apa yang diangankan. http://staff.undip.ac.id/sastra/mudjahirin/2009/04/26/kebudayaan/
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Landasan Teori Perubahan kebudayaan merupakan suatu fenomena yang abadi dalam kehidupan di dunia ini. Perubahan kebudayaan adalah adanya ketidak sesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan. Apalagi manusia makhluk hidup lainnya. Tidak ada yang bisa mempertahankan hidup selamanya. Segala sesuatu yang ada di dunia ini akan mengalami kerusakan dan hanya ada satu yang abadi yakni Tuhan YME. Yang menyebabkan perubahan kebudayaan 1.1. Akulturasi A. Kroeber mendevinisikan akulturasi merupakan bentuk perubahan kebudayaan yang di sebabkan oleh adanya pengaruh dari luar. Suatu akulturasi dapat terjadi jika di antara dua kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat serta saling membutuhkan untuk kemudian menjadikan bagian dari kebudayaan masing-masing. Koentjaningrat mengemukakan akulturasi timbul jika suatu kelompok manusia dengan kebudayaannya di hadapan dengan unsur kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur kebudayaan asih itu di terima dan diolah dalam kebudayaan asing itu di terima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan kebudayaan sendiri. 1.2. Asimilasi Asimilasi dapat di devinisikan sebagai suatu proses sosial yang telah lanjut dan di tandai dengan makin berkurangnya perbedaanperbedaan antar individu dan antar kelompok serta dengan semakin eratnya persatuan dalam dalam segiaktifitas.
http://www.scribd.com/doc/20827742/PERUBAHAN-KEBUDAYAAN
KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki
sub-kebudayaan (atau biasa disebut
sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan
umur,
ras,
etnisitas,
kelas,
aesthetik,
agama,
pekerjaan, pandangan
politik dan
gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
- Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
- Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
- Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
- Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk. wikipedia